Nama : Monita
Sasi Prastiwi
Nim : 166101
Kelas : BINA 2016 B
JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA
A.Jenis Morfem Berdasarkan Kemampuan
Berdistribusi
Apabila diteliti
lebih lanjut, ternyata bentuk-bentuk linguistik antara satu dengan lainnya
mempunyai sifat tertentu dalam tuturan biasa.
· Bentuk-bentuk yang dapat dipakai
secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan biasa disebut bentuk bebas atau free form atau
free morpheme contohnya kamu, mana
,bisinis,dll.
· Bentuk- bentuk linguistik yang berkondisi tidak dapat
berdiri sendiri itu biasanya disebut sebagai bentuk terikat (bound form atau
bound morpheme),contohnya antara bentuk
urus- dan –an pada kalimat selalu urusan bisinis tidak dapat disisipi bentuk lain apapun.
· Sedangkan bentuk yang masih
mempunyai kebebasan dikatakan sebagai bentuk
semibebas (semi-free form atau semi
free morpheme).
· Bentuk yang sangat terikat itu
disebut bentuk unik atau unique
form atau unique morpheme, contohnya
kata balau pada kalimat Modelnya
kacau balau begini dari kuliah.
B.
Jenis Morfem Berdasarkan Produktivitasnya
Bentuk-bentuk linguistik dapat
dijeniskan atas dasar kemampuannya membentuk kata-kata. Biasanya hanya
dibatasipada morfem-morfem terikat, khusunya afiks. Dalam bahasa indonesia, ada morfem afiks yang
sangat produktif membentuk kata-kata baru, ada yang tak produktif, bahkan ada
yang sedang cenderung produktif dan sedang cenderung tak produktif.
·
Misalnya morfem afiks {ke-an} dapat
membentuk kata baru : keterlaluan,keadilan,dll.
·
Kondisi yang sama dialami Afiks
{-em-},{-el-},dan {-er-} pada kata gemetar,
telunjuk, dan gerigi.
·
Kata Samsuri dalam morfologi dan Pembentukan kata(1988:18) bahwa ketiga afiks itu hanya mampu
berproduksi saat dalam bahasa melayu dahulu,tetapi dalam bahasa Indonesia
sekarang sama sekali tidak produktif.
·
Afiks produktif (productive affix) adalah
morfem afiks yang terus menerus mampu membentuk kata-kata baru.
·
Afiks tak produktif (unproductive affix)
adalah morfem afiks yang sudah tidak mampu lagi membentuk kata-kata baru.
C.
Jenis Morfem Berdasarkan Relasi Antar Unsurnya
Morfem-morfem segmental dalam bahasa
Indonesia, ada yang unsur-unsurnya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
dalam pemakaiannya, tetapi ada pula yang sebaliknya. Contoh dalam kalimat kesuksesan selalu didambakan setiap manusia
yang ingin maju. Kalimat itu terdiri atas 8 kata. Ada yang terdiri atas
satu morfem (selalu,manusia, yang,ingin,
maju), yang terdiri atas dua morfem (kesuksesan,
setiap), dan yang terdiri atas tiga morfem (didambakan). Dalam pemakaiannya, unsur-unsur (dalam hal ini berupa
fonem-fonem) yang membentuk morfem selalu,
manusia, yang, inigin, maju, sukses, damba, se-, di-, dan –kan merupakan
deretan fonem yang tak terpisahkan antara satu dengan lainnya.
Ø Morfem utuh adalah morfem yang deretannya tidak
terpisahkan
Ø Morfem terbelah adalah morfem yang terpisah dalam
pemakaiannya, seperti {ke-an}
D.
Jenis Morfem Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, morfem bahasa
Indonesia dapat dikelompokkan atas morfem yang berasal dari bahsa Indonesia
asli, morfem yang berasal dari bahasa daerah yang berada di wilayah Indonesia,
dan morfem yang berasal dari bahasa asing.
·
Morfem afiks yang berasal dari
bahasa Indonesia asli dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu : prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
·
Yang tergolong prefiks adalah {meN-},{ber-},{peN-},dsb. Yang tergolong infiks
adalah {-el-}, {-em-}, dan {-er-}. Yang tergolong sufiks adalah {-an},{-kan},dan
{-i}
Yang
tergolong konfiks adalah {pe-an}, {ke-an}, {per-an}.
·
Morfem afiks seperti {ke-} dalam
ketawa, {pra-} dalam prasangka, {-wan} dalam peragawan, {bi-} dalam bilingual,
{non-} dalam nonpolitik adalah morfem afiks serapan yang dipakai dalam bahasa
Indonesia.
·
Apabila morfem afiks yang berasal
dari dari bahasa Indonesia asli hanya mempunyai arti gramatikal saja, maka
afiks asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia pun harus demikian.
·
Dilihat dari distribusinya, apabila
afiks {peN-an} misalnya, mampu melekat pada bentuk dasar dari bahasa Indonesia
asli dan bentuk dasar serapan, maka afiks asing yang masuk kedalam bahsa
Indonesia pun relatif harus mempunyai kemampuan demikian. Bentuk {-is} dalam pancasilais dan {-isasi} dalam turinisasi menunjukkan
bahwa afiks asing itu telah menjadi keluarga bahasa Indonesia sebab afiks itu
telah mampu melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia asli.
E.
Jenis Morfem Berdasarkan Jumlah Fonem Yang Menjadi Unsurnya
Dilihat
dari jumlahnya, morfem-morfem itu ada yang berunsur satu fonem, tetapi ada juga
yang berunsur lebih dari satu fonem.
Ø Morfem
yang berunsur satu fonem disebut monofonemis.
Misalnya morfem {-i} dalam memtiki dan
{a-} dalam amoral.
Ø Morfem
yang berunsur lebih dai satu fonem disebut polifonemis.
Misalnya {an-}, {di-}, {ke-} (dua fonem), {ber-}, {meN-}, {dua}. {itu},
{api} (tiga fonem), {satu}, {daki}(empat fonem), {serta}, {makin} (lima fonem),
{bentuk}, {sambil}(enam fonem), {cokelat}, (tujuh fonem), {semboyan},
{kerontang} (delapan fonem), {penasaran}, {sederhana} (Sembilan fonem),
{malapetaka} (sepuluh fonem).
Ø Secara
konkret, morfem yang monofonemis itu hanyalah morfem afiks, sedangkan
morfem-morfem yang berjenis lain belum ada yang monofonemis.
F.
Jenis Morfem Berdasarkan Keterbukaannya Bergabung Dengan Morfem Lain
Dalam pemakaiannya, morfem-morfem bahasa indonesia ada yang
mempunyai kemungkinan bergabung dengan morfem lain, tetapi ada juga yang tidak.
Kata-kata benda yang dapat dipakai sebagai alat untuk melakukan
pekerjaan, misalnya paku, bajak, jarum dan
tongkat, mempunyai sifat keterbukaan
yang berbeda. Kata paku dan bajak dapat dibentuk menjadi konstruksi
yang lebih besar dengan membubuhkan afiks {meN-} dan {di-} sehingga menjadi memaku, dipaku, membajak dan dipajak. Akan tetapi, untuk membentuk
konsep ‘melakukan pekerjan dengan alat jarum’ dan ‘melakukan pekerjaan dengan
alat tongkat’, penutur bahasa indonesia belum pernah terdengar menggunakan
konstruksi “menjarum dan menongkat”. Konsep itu hanya dapat
menggunakan bentuk urai, misalnya menjahit
dengan jarum dan memukul dengan
tongkat. Oleh sebab itu, bentuk paku dan
bajak dikatakan sebagai bentuk terbuka, sedangkan bentuk jarum dan tongkat dikatakan sebagai bentuk
tertutup.
G.
Jenis Morfem Berdasarkan Bermakna Tidaknya
Atas dasar bermakna tidaknya morfem,
ia bisa dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang bermakna dan
kelompok yang tidak bermakna.
o Morfem kelompok bermakna : sesuai
dengan namanya –selalu bermakna, maknanya bisa dicari dalam kamus=kamus umum.
Contohnya: lapar, lapor, kuda, merah, dll. Karena morfemnya langsung bermakna
dan maknanya bisa diperiksa dalam kamus, bisa juga disebut morfem leksikal.
·
Morfem kelompok tidak bermakna : memang tidak punya makna
(sendri). Contohnya {ter-}, {di-}, {peN-}, {se-}, {-i}, {-an}, {-el}, dll.
Kelompok ini baru diketahui maknanya bila sudah berada dalam konstruksi yang
lebih besar, atau dikatakan melekat pada bentuk- bentuk dasar, bentuk dari
kelompok pertama. Karena itulah, morfem-morfem ini disebut saja morfem gramatikal.
Dapus:
http://tiarapradita20.blogspot.co.id/2013/12/jenis-morfem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar